Cara Merancang Produk Alat Komunikasi
Pembuatan produk
baru selalu dimulai dengan munculnya ide, demikian halnya juga dengan
perancangan alat komunikasi. Ide tidak dapat muncul begitu saja,
Jika kita tidak
melakukan pemikiran-pemikiran. Ide didapat mungkin saat kita melakukan
pengamatan tentang hal-hal di sekeliling kita, pembicaraan dengan teman-teman
dan maupun informasi yang diperoleh dari buku, surat kabar, televisi, radio dan
internet.
1. Riset:
Mengetahui, Mengenali, Memahami, dan Mengempati
Sebuah produk
rekayasa ditentukan oleh unsur-unsur yang ada di dalam produk dan faktor-faktor
yang ada di luar produk tersebut. Oleh karena itu sebelum membuat rancangan
atau desain sebuah produk rekayasa, kita harus melakukan mencari tahu,
mengenali, memahami serta mengempati beberapa hal yang ada di dalam produk,
maupun hal-hal yang ada di luar produk tersebut.
Dengan memikirkan
hal-hal tersebut kita akan mendapatkan ide tentang produk rekayasa apa yang
dibutuhkan konsumen atau desain casing seperti apa yang akan kita buat. Untuk
mendesain casing sebuah alat elektronik, seperti alat komunikasi
sederhana, kita harus memikirkan apa yang ada dan terjadi di dalam produk.
2.
Pengembangan Konsep Desain Selubung (Casing)
Tahap kedua dalam
perancangan casing terdiri atas 4 kegiatan yaitu brainstorming atau curah
pendapat, rasionalisasi, pembuatan prototype atau model, dan penentuan desain
akhir.
a. Curah
Pendapat (brainstorming)
Pemahaman akan
produk dan target
Kunci sukses dari
tahap brainstorming dalam kelompok adalah jangan ada perasaan takut salah.
Setiap orang berhak mengeluarkan pendapat, saling menghargai pendapat teman,
boleh memberikan ide yang merupakan perkembangan dari ide sebelumnya, dan
jangan lupa mencatat setiap ide yang muncul.
b.
Rasionalisasi
Rasionalisasi
adalah proses mengevaluasi ide-ide yang muncul dengan beberapa pertimbangan
teknis, di antaranya: apakah ada materal yang tepat untuk mewujudkannya? Apakah
memungkinkan untuk diproduksi dengan teknik produksi yang dimiliki saat ini?
Bagaimana proporsi dan ukuran yang sesuai untuk produk tersebut agar mudah
digunakan oleh manusia? Perhatikan sketsa-sketsa yang telah dibuat, pilih
ide-ide yang dianggap baik dan potensial dalam membangun satu (atau lebih)
konsep desain selubung. Kembangkan ide-ide ini dengan rasional, dan tuangkan ke
dalam sketsa-sketsa.
c.
Prototyping atau membuat studi model
Sketsa ide yang
dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format 2 dimensi. Produk casing yang
akan dibuat adalah tiga dimensi. Jadi studi bentuk selanjutnya dilakukan dalam
format tiga dimensi yaitu dengan studi model. Studi model dapat dilakukan
dengan material bukan sebenarnya, dapat menggunakan karton, styrofoam, lilin
malam (clay), tanah liat atau barang bekas. Alat bantu yang dapat digunakan
dalam pembuatan studi model adalah gunting, cutter, lem, selotip (alat pemotong
dan bahan perekat).
d.
Penentuan Desain Akhir
Komentar
Posting Komentar